Hal ini menjadi perbincangan tanda tanya di kalangan warga NU terutama di medsos atau Grup - Grup Whatsapp (Warga NU Lamongan), untuk membangkitkan ghirah perjuangan warga NU yang ingin berjuang keras mempunyai Bupati Lamongan dari kader/warga NU, terkhusus pada Pilkada 2024 tahun ini.
Teringat cerita alm Cak Anam (H. Choirul Anam) saat menjadi Ketua DPW PKB Jawa Timur era Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid), beliau saat itu ditanya wartawan terkait PKB yang tak bisa menangkan Pilkada Lamongan, beliau menyampaikan hal itu menjadi alasan DPW PKB Jawa Timur menggelar Muswil PKB di salah satu tempat di Lamongan karena atas keprihatinan PKB sebagai pemenang hasil pemilu pada 1999 menguasai kursi parlemen, tapi gagal menangkan Pilkada Lamongan yang saat itu masih dipilih melalui sidang paripurna DPRD Lamongan. Cak Anam ingin berpesan moral PKB sebagai partainya wong NU harus sejalan dengan amanat para ulama dan kyai NU agar tidak mengecewakan warga NU yang berikan aspirasi politiknya di PKB.
Momentum Pilkada 2024 tahun ini harus dijadikan sebagai kilas balik bersama mereka yang membanggakan sebagai warga NU atau secara keorganisasian NU memang dibatasi Khittah NU 1926 tidak berpolitik praktis dan pragmatis, akan tetapi setidaknya warga NU punya kepedulian masa depan Lamongan bisa dipimpin dari kader NU.
Warga NU dari tingkat ranting NU, MWC NU dan PCNU baik PCNU Lamongan dan PCNU Babat, belum lagi dengan banom-banom NU, Fatayat, Muslimat, IPNU, IPPNU dan organisasi PMII juga ISNU asalkan tidak membawa/mengatasnamakan organisasi NU mereka harus punya kesadaran untuk bersatu tak bisa dikalahkan, mereka harus merapatkan barisan untuk all out memperjuangkan calon dari PKB agar bisa tampil sebagai pemenang Pilkada 2024.
Hemat penulis penyebab gagalnya warga NU menjadi Bupati dan Wakil Bupati Lamongan pada tiap momen Pilkada lalu, diantaranya yaitu tidak solidnya partai PKB, kurang bersatunya warga NU terutama elit-elit NU mereka masih menjadi partisan atau bahkan terlibat dalam dukung mendukung calon lainnya, tidak memadainya finansial calon dalam melakukan sosialisasi dan konsolidasi kantong-kantong basis suara dari warga NU, krisis panutan di NU yang bisa dijadikan jujukan dan rujukan warga NU karena sikap kurang bersatu dan kompaknya elit-elit NU.
Dari indikator latar kegagalan warga NU dan PKB menangkan jagonya di pilkada tersebut, maka paling tidak masih ada waktu melakukan konsolidasi soliditas dukungan mereka untuk menangkan kepada Calon Bupati dan Wakil Bupati Lamongan pada Pilkada 2024 tahun ini, yaitu dengan cara semakin kerja cerdas dalam memimpikan Lamongan bisa lebih baik.
Seperti diketahui H. Abdul Ghofur-Firosya Shalati nomor urut 01 diusung PKB, Demokrat, PSI Penantang paslon Incumbent yaitu Yuhronur-Dirham nomor urut 02 dalam Pilkada Lamongan 2024. Bagi masyarakat Lamongan, nama Abdul Ghofur tentu tidak asing lantaran sebelum mendaftarkan diri sebagai bakal calon bupati (bacabup), Abdul Ghofur tercatat sebagai sosok Ketua DPC PKB Lamongan dan Ketua DPRD Lamongan.
Kaji Ghofur sapaan H. Abdul Ghofur lahir di Desa Dlanggu, Kecamatan Deket, Lamongan, 12 Januari 1971 ini sejak 2014 sudah di DPRD Lamongan, Kaji Ghofur dengan Zuni Fitriah, dikaruniai dua orang putri, yakni Naura Akta Putri Aghna dan Nahla Chomaira Putri Aghna.
Sementara pendamping Kaji Ghofur, yaitu Firosya Sholati merupakan warga Kecamatan/Kabupaten Gresik, kelahiran 7 September 1989. Seorang lulusan S-1 Teknik Industri, yang mulai aktif terjun ke dunia politik sejak bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Firosya sempat menyampaikan, dirinya membawa mandat dan dukungan dari Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep.
Paslon dengan sebutan Bagus ini mendaftarkan diri ke KPU guna mengikuti Pilkada Lamongan 2024, Rabu (28/8/2024). Paslon ini mengantongi rekomendasi dari PKB yang memiliki 12 kursi di DPRD Lamongan, Partai Demokrat empat kursi dan PSI selaku partai non-parlemen.
Visi Bagus untuk membangun Lamongan yang lebih baik dan lebih bagus dan maju. (Ahmad Yani Elbanis, jurnalis bersertifikat UKW Madya dari Dewan Pers)