Kajian Ratib: Bacalah Ratib Guruku Baru Ratibku

 Tulisan Lepas : Ahyan Elbanis*

Opini, wartanu.online | Siapakah tidak tahu Ratibul Haddad?. Ratib diambil dari nama penyusunnya Imam Abdullah bin Alawi Al-Haddad dilahirkan pada malam Senin 5 Syafar 1044 H/1624 M di Subair, Tarim, Hadramaut, Yaman, seorang pembaharu Islam (mujaddid) yang terkenal. Dari doa-doa dan dzikir-dzikir karangan dan susunan beliau, Ratib Al-Haddad lah paling populer sehingga dijuluki Al-Ratib Al-Syahir (Ratib Yang Termasyhur) ini berawal disusun berdasarkan inspirasi, pada malam Lailatul Qadar 27 Ramadhan 1071 Hijriyah (bersamaan 26 Mei 1661).

Ratib ini dibuat atas permintaan salah seorang murid beliau, ‘Amir dari keluarga Bani Sa’d yang tinggal di sebuah kampung di Shibam, Hadhramaut. Tujuan ‘Amir membuat permintaan tersebut untuk mengadakan suatu wirid dan zikir untuk amalan penduduk kampungnya agar mereka dapat mempertahan dan menyelamatkan diri dari ajaran sesat yang sedang melanda Hadhramaut ketika itu.

Meski populer ratib sudah mendunia tak membuat penyusunnya berbangga diri malah justru rendah hati dan ta'dhim kepada sang gurunya. Yaitu menjadikan Ratib Al-Atthas (Al Athos) karya gurunya, Habib Umar bin Abdurrahman Al- Atthas sebagai rujukan. Ketika seseorang datang minta ijazah atau izin mengamalkan Ratib Al- Haddad; beliau berkata :"Bacalah Ratib Guruku, kemudian baru Ratibku"Ini merupakan cermin bagaimana seorang murid menghormati gurunya.


Keduanya ini pun sangat menghargai karya Habib Al Aydrus (Al Habib Abdullah bin Abu Bakar Alydrus Al-Akbar, Lahir -Tarim –Hadramaut-Yaman,10 Dzulhijah 811 – 865 H / 1391 – 1445 M ) yang lebih mengawali menyusun Ratib yaitu Ratib Al Aydrus, maka sangat tepat bila kemudian baik di Ratib Al Athos ataupun Ratib Al Haddad keduanya mencantumkan lafal do'a yang ada di Ratib Al Aydrus yaitu do'anya Nabi Khidir 'alaihi as-Salam; "Ya lathifan bi kholqihi Ya 'aliman bi kholqihi Ya Khobiron bi kholqihi ulthuf bina Ya lathif Ya 'alim Ya khobir".


Kajian ratib memang sangat menggugah untuk terus dikaji dan diamalkan melalui sarahnya masing-masing ratib tersebut (Al Qirthos syarah Ratib Al Athos dan Ukazatul Ma'ad syarah Ratib Al Haddad), selain dari tiga ratib yang banyak diamalkan ini juga didapati Ratib Al Kubro disusun Sayyid Al Imam Al Habib Thoha bin Hasan bin Yahya (diijazahkan oleh Habib Luthfi bin 'Ali bin Hasyim bin Yahya Pekalongan, Jawa Tengah).


Makna kata Ratib itu sendiri diambil dari kata *Rotaba Yartubu Rotban Rutuuban atau Tarottaba Yatarottabu Tarottuban*, yang berarti tetap atau tidak bergerak. Jadi kata Ratib menurut Lughot (bahasa) artinya kokoh atau yang tetap. Sedangkan menurut istilah, Ratib diambil dari kata *Tartiibul-Harsi Lil-Himaayah* ( penjagaan secara rutin untuk melindungi sesuatu atau seseorang ). Apabila disebuah tempat ada bala tentara yang berjaga guna melindungi masyarakat, maka mereka disebut Rutbah, dan jika yang berjaga satu orang maka disebut Ratib, para ulama berpendapat makna Ratib adalah kumpulan atau himpunan ayat-ayat Al-qur’an dan untaian kalimat-kalimat dzikir yang lazim diamalkan atau dibaca secara berulang-ulang sebagai salah satu cara untuk bertaqorrub (mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.


Apa keutamaan membaca Ratib Al-Habib Umar Bin Abdurrahman Al-Athas yang lahir di Masyad, Hadramaut, Yaman pada tahun 992 H / 1572 M dan wafat pada 23 Rabiul akhir 1072 H / 1652 M. beliau diberi nama "Azizu al Manal wa Fathu Babi al Wishal" yang berarti anugerah dan agung serta pembuka pintu maksud atau tujuan.


Seperti dikatakan oleh Al-Habib Ali bin Hasan Al-Atthos di dalam Syarah Ratib Al Athos yaitu kitab Al-Qirthos bagian kedua juz pertama : “ Ratib Habib Umar merupakan hadiah yang tertinggi dari Allah bagi umat Islam melalui Habib Umar.” Ketahuilah bahwa Ratib yang besar dan Hizib yang kokoh dan sumber yang murni ini, yaitu Ratib Habib Umar Al-Atthos terkandung didalamnya rahasia-rahasia dan Nur-Nur, manfaat yang besar, faedah-faedah yang luar biasa tinggi nilainya, dan tidak dapat diperkirakan batas kekuatan pemeliharananya. Al-Habib Umar dalam pembicaraan-pembicaraanya selalu menyebutkan kelebihan dan kebesaran Ratib ini dan beliau mengatakan banyak orang yang datang kepadanya mengeluhkan tentang kesempitan penghidupan mereka, maka mereka disuruhnya membaca dengan zikir Tauhid sesudahnya Ratib, mereka pun mengamalkannya dan Allah Ta’ala lepaskan semua kesulitan mereka, dengan berkat beliau dan Ratibnya.


Dari sekian banyak keutamaan mengamalkan Ratib Al Athos disebutkan di Syarah Kitab Al Qirthos ini, yaitu Sayyid Alwi bin Alwi Bin Abdillah Ibnu Musawi kelelahan sewaktu melakukan perjalanan, beliau jatuh sakit dan merasa ajalnya akan tiba dan khawatir tidak bisa pulang kembali ke kampung halamannya, maka ia datang berkunjung pada Habib Abdullah Al-Haddad ra (penyusun Ratib al-Haddad) mengadukan sakit yang di deritanya itu kepada beliau. Habib Abdullah Al-Haddad ra lantas berkata kepada nya : umur kamu hanya tersisa sedikit lagi, tetapi bacalah olehmu Ratibul Atthas dari tuanku (Guruku) Habib Umar bin Abdirrahman Al Atthas, yaitu *"Ya Lathifan lam yazal ulthuf bina fima nazal innaka lathifun lam tazal ulthuf bina wal muslimin",* karena Ratib Al Athos tersebut do'a memohon memanjangkan umur.Ternyata setelah melaksanakan perintah tersebut Sayyid Alwi bin Alwi Abdullah Musawi usia nya bertambah panjang dan bisa berkumpul kembali dengan keluarganya di Amed, barulah kemudian setelah beberapa bulan bersama keluarganya beliau pun wafat karena sudah tidak bisa melafalkan do'a tersebut sebagaimana pesan Habib Alwi Al Haddad untuk tidak berhenti lisan beliau mengucapkan do'a tersebut.


Pada bagian lain disebutkan keutamaan mengamalkan Ratib Al Athos bisa husnul khatimah, yaitu dengan perbanyak do'a dari Ratib ini: *"Ya Allah biha Ya Allah biha Ya Allah bi husnil khatimah",* maka Habib Alwi Al Haddad sangat menganjurkan di akhir membaca Ratibnya untuk istiqomah do'a ini dari Ratib sang gurunya tersebut, disebutkan pula Syaikh Ali Baras murid Shohibul Ratib Al Athos beliau menemukan catatan gurunya siapa saja yang mengamalkan Ratib Al Athos/membacanya secara Istiqomah diharapkan akan diampuni dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di lautan,


Ratib Al Athos disebut juga ”AZIZUL MANAL WA FATHU BAABIL WHISOL”, yang maksudnya :“Pemberian yang sangat berharga dan penbuka gerbang ma’rifat mencapai tujuan" ,
Berkata sebilangan ulama ahli salaf, antara keutamaan ratib ini bagi mereka yang tetap mengamalkannya, selain adalah dipanjangkan umur, mendapat Husnul-Khatimah, menjaga segala kepunyaannya di laut dan di bumi dan senantiasa berada dalam perlindungan Allah.


Bagi mereka yang mempunyai hajat yang tertentu, membaca ratib pada suatu tempat yang kosong dengan berwuduk, mengadap kiblat dan berniat apa kehendaknya, Insya-Allah dimustajabkan Allah.


Para salaf berkata ia amat mujarrab dalam menyampaikan segala permintaan jika dibacanya sebanyak 41 kali. Ia menjaga rumahnya dan 40 rumah-rumah jirannya dari kebakaran, kecurian dan terkena sihir. As-Syeikh Ali Baras berkata: “Apabila dibaca dalam suatu kampung atau suatu tempat, ia mengamankan ahlinya seperti dijaga oleh 70 pahlawan yang berkuda”.


Ratib ini mengandungi rahsia-rahsia yang bermanfaat. Mereka yang tetap mengamalkannya akan diampunkan Allah dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di laut. Bagi mereka yang terkena sihir dan membaca ratib, Insya-Allah diselamatkan Allah dengan berkat Asma’ Allah, ayat-ayat al-Quran dan amalan Nabi Muhammad Shollallahu 'Alaihi Wasalam.


Al-Habib Husein bin Abdullah bin Muhammad bin Mohsen bin Husein al-Attas berkata: “Mereka yang mengamalkan ratib dan terpatuk ular nescaya tidak akan terjadi apa-apa pada dirinya. Bagi orang yang takut nescaya akan selamat dari segala yang ditakuti. Pernah ada seorang yang diserang oleh 15 orang pencuri dan dia selamat.” Itulah serba sedikit kelebihan ratib yang di susun oleh Habib Umar Bin Abdurahman Al-Attas. Segala hajat yang terbuku di hati insyaAllah dikabulkan oleh Allah.


Pembacaan Ratib Al Athos hampir ada di setiap negara berpenduduk muslim, termasuk di negeri Indonesia yaitu di pondok-pondok pesantren. Membaca Ratib ini dengan Tawashul diantaranya, *bismillahi ar-rahmani ar-rahimi wala khaula wala quwwata ila billahil ‘aliyil ‘adzim* (10 x), asmaul husna diantaranya *Ya lathifan bi kholqihi yaa ‘aliiman bi kholqihi ya khobiiran bi kholqihi ulthufbinaa ya lathifu ya ‘alim ya khobiiru* (3 x) Istighfar (11 x), taa ibuuna ilallah (3 x), La ilaha ilallah (kalimat tuhid) sebanyak 40 kali atau 100 kali di tengah-tengah ratib dan 5 kali di akhir, dzikir-dzikir, sholawat faith, Al-fatihah disampaikan kepada Rasulullah Shollallahu 'Alaihi Wasalam, kepada ruh pakar ilmu Fiqih terkemuka Muhammad bin Ali keturunan Alawiy (dari) keluarga Abiy Alawiy dan yang keturunan dengan mereka, kepada Habib Umar bin Abdirrahman Al-Athas, juga kepada ruh syeh Ali bin Abdillah Baaros, kepada arwah para Aulia dan para syuhada, dan orang-orang sholeh, dan para pemimpin yang lurus, Al-fatihah untuk diri sendiri semoga bacaan diterima Allah dan mencapai semua yang dicita-citakan, doa, shalawat nabi, kemudian membaca *"Ya Amanal khoifiina aminnaa mimma nakhof (3 x), Ya Amanalkhol ifiina najinnaa mimma nakhof (3 x), Ya Amanalkhol ifiina salimnaa mimma nakhof* (3 x). Bacaan tersebut merupakan ciri khas dari ratib al-athas. Dan Pembacaan ratib tersebut juga diadakan pada haul setiap malam tanggal 23 Sya’ban yang berbarengan dengan Khotmil qur’an dan tasyakur akhirussannah, bisa juga pada momen tertentu sesuai hajat dari pengamalnya. Diantara pengamal ratib ini adalah Mbah Kholil Bangkalan Madura, Hadrotusyyeh Hasyim Asy’ari Jombang, KH. As’ad Syamsul Arifin Situbondo, K.H Abdul Manaf Lirboyo, Habib Salim Asy-Syatiri Yaman, Abah Hud Bin Yahya Babakan Ciwaringin. Beliau-beliau ini yang menerangi dengan amalan salafus sholihin agar bagaimana bisa mencintai Allah dan Rasul-Nya, semoga kita warga Nahdliyin bisa mengambil suri tauladan dan mengamalkannya sehingga kelak bersama-bersama para ulama kyai NU mendapatkan syafa'at Kanjeng Nabi Muhammad Shollallahu 'Alaihi Wasalam. Aamiin.


Lahum  Al Fatihah,
Semoga bermanfaat. 


*Pecinta Ratibul Athos, Al Haddad, Al Aydrus dan Ratib Al Kubro.

_____________000___________